Selasa, 11 Juni 2013

KESAKSIAN HIDUP PDT. DANIEL S. KUSBIN MAKASSAR

  PERTOLONGAN TUHAN SAAT JATUH  DI JURANG SEDALAM 200 METER    KESAKSIAN HIDUP :                     PDT. DANIEL S. KUSBIN

 

Tiga Kali Nyaris Kehilangan Nyawa                                                                               Jika Tuhan yang menghendaki seseorang menjadi alat-Nya, maka tidak seorangpun dapat menghindar. Hal yang sama dialami Bapak Daniel Kusbin. Tadinya ia beranggapan uang adalah segalanya. Karena itulah dengan segala daya ia mengejar harta duniawi tapa peduli dengan Tuhan. Namun betapapun dia berusaha, ternyata Tuhan berkehendak lain. Sebanyak tiga kali mengalami musibah dan nyaris kehilangan nyawa, barulah ia sadar bahwa ternyata Tuhan sedang memproses dirinya.

Lahir dan dibesarkan di Kota Makassar. Sejak kecil dia serta ketiga saudara dan saudarinya sudah dididik dalam kekristenan. Ayah dan kakeknya adalah hamba Tuhan.  Meski demikian, pria kelahiran 26 Januari 1971 ini ternyata juga belum mengenal Yesus secara pribadi. Pengenalan Yesus sebagai Tuhan hanya dipahaminya secara sepintas, ia tidak ingin mengenal-Nya lebih dalam lagi. Daniel Sumady Kusbin, demikian nama lengkap sosok pria yang kala itu lebih condong pada pergaulan yang sifatnya duniawi. Hal itu berlangsung lama sampai dia beranjak dewasa.
Tahun 1989 ia lulus dari SMEA 1 Makassar, oleh tantenya, anak kedua dari empat bersaudara ini ditawari pekerjaan disebuah bengkel. Tawaran itu  langsung diterimanya. Dibengkel ini ia bertugas untuk memasarkan produk bahan bakar olie jenis STP. Karena ketekunannya dalam bekerja, membuat omset penjualan produk itu meningkat dengan tajam. Hal ini berdampak pada kehidupan Daniel yang serba berkecukupan . Hal yang mengembirakan bagi anak Pdt. Weldy Kusbin ini, karena berkat kerja keras Daniel, pimpinannya mendapat penghargaan sebagai distributor STP paling laris di kota Makassar. Demikianlah saat itu kariernya di bidang pemasaran meningkat drastis.
Tiga tahun kemudian, Daniel mengundurkan diri dan direkrut menjadi pegawai oleh Aneka Pelumas. Bidang pekerjaannya selain memasarkan olie, ia juga menjual satu jenis minuman yaitu teh sedap. Barang-barang tersebut ia distribusikan ke daerah dengan menggunakan mobil kanvas. Berkat Tuhan kembali datang menghampirinya. Terbukti begitu banyak konsumen yang menyukai dan kemudian menjadi pelanggannya. Alhasil, uang komisi penjualan yang ia kantongi tiap bulannya tidak kurang dari sepuluh juta. Omset penjualan yang terbilang besar itu mendapat respon positif dari pimpinannya sehingga ia diangkat menjadi Sales Manager (SM).
Tahun 1992 ditengah-tengah karir dan kehidupan yang serba berkecukupan, ternyata Daniel harus merasakan kepahitan. Sebelum sempat membahagiakan ayahnya, Pdt. Weldy Kusbin, Tuhan sudah lebih dulu memanggil-Nya. Rasa kecewa, sedih bercampur marah berbaur menjadi satu dalam dirinya. Kematian sang ayah membuatnya sangat terpukul. Ia tidak bisa menerima sehingga hatinyapun ikut memberontak. Betapa tidak, sang ayah yang sangat ia kasihi harus meninggalkannya secara tiba-tiba tanpa penyakit.
Hidup tanpa ayah bagi Daniel adalah kehidupan yang seolah tanpa pegangan. Kini tidak ada lagi yang selalu memberinya motivasi dan wejangan sehingga membuat Daniel hidup dalam pergaulan bebas. Upah yang didapatnya setiap bulan ia habiskan untuk berfoya-foya. Setiap hari ketika Daniel sudah pulang dari kerjanya, ia  ke tempat hiburan malam (karaoke) dan menghabiskan waktu hingga subuh dengan tujuan menghilangkan kesedihannya.